Lompat ke isi

Dekomposisi termal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dekomposisi termal, atau termolisis, adalah suatu dekomposisi kimiawi yang disebabkan oleh panas. Suhu dekomposisi suatu zat adalah suhu ketika zat tersebut terdekomposisi secara kimiawi.

Reaksi dalam dekomposisi termal biasanya bersifat endotermik karena panas diperlukan untuk memecah ikatan kimia dalam senyawa yang mengalami dekomposisi. Jika dekomposisi cukup eksotermik, lingkaran balikan positif tercipta menghasilkan pelarian termal dan mungkin menyebabkan terjadinya ledakan.

CaCO3 → CaO + CO2
Reaksi ini digunakan untuk membuat kapur tohor, yang merupakan produk penting dalam industri.[4]
Peralatan yang digunakan Priestley dalam percobaannya pada gas
  • Ketika air dipanaskan hingga lebih dari 2000 °C, sebagian kecil dari air tersebut akan terurai menjadi OH, oksigen monoatomik, hidrogen monoatomik, O2, dan H2.[6][7]

Dekomposisi senyawa nitrat, nitrit dan amonium

[sunting | sunting sumber]

Kemudahan terdekomposisi

[sunting | sunting sumber]

Ketika logam berada dekat bagian bawah deret reaktivitas, senyawa tersebut secara umum terurai dengan mudah pada suhu tinggi. Hal ini dikarenakan ikatan kuat yang terbentuk antara tiap atomnya menuju bagian atas deret tersebut, serta ikatan kuat tidak mudah terpecah.[8] Misalnya, tembaga berada dekat bagian bawah deret reaktivitas, dan tembaga(II) sulfat (CuSO4), mulai terurai pada suhu sekitar 200 °C, bertambah cepat pada suhu yang lebih tinggi hingga sekitar 560 °C. Sebaliknya, kalium yang berada di bagian atas deret tersebut, serta kalium sulfat (K2SO4) tidak terurai pada titik lelehnya sekira 1069 °C, atau bahkan pada titik didihnya.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Clugston, Michael; Flemming, Rosalind (2000). Advanced Chemistry (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 290–91. ISBN 0-199-14633-0. 
  2. ^ Satterfield, Charles N.; Feakes, Frank (Maret 1959). "Kinetics of the thermal decomposition of calcium carbonate". AlChE Journal (dalam bahasa Inggris). 5 (1): 115–122. doi:10.1002/aic.690050124. 
  3. ^ Narsimhan, G. (1961). "Thermal decomposition of calcium carbonate". Chemical Engineering Science (dalam bahasa Inggris). 16 (1-2): 7–20. doi:10.1016/0009-2509(61)87002-4. 
  4. ^ Hills, A.W.D. (1968). "The mechanism of the thermal decomposition of calcium carbonate". Chemical Engineering Science (dalam bahasa Inggris). 23 (4): 297–320. doi:10.1016/0009-2509(68)87002-2. 
  5. ^ Almqvist, Ebbe (2003). History of Industrial Gases (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. hlm. 23. ISBN 0-306-47277-5. 
  6. ^ Baykara, S (2004). "Hydrogen production by direct solar thermal decomposition of water, possibilities for improvement of process efficiency". International Journal of Hydrogen Energy (dalam bahasa Inggris). 29 (14): 1451–1458. doi:10.1016/j.ijhydene.2004.02.014. 
  7. ^ S. P. S. Badwal et. al. (2017). "Thermolysis—Thermal Decomposition of H2O, CO2, NH3, CH4". Dalam Uosaki, Kohei. Electrochemical Science for a Sustainable Society: A Tribute to John O’M Bockris (dalam bahasa Inggris). Springer. hlm. 248. ISBN 3-319-57310-1. 
  8. ^ Jones, Alan V.; Clemmet, Mike; Higton, Avril; Golding, Elaine (1999). Access to Chemistry (dalam bahasa Inggris). Royal Society of Chemistry. hlm. 80. ISBN 0-854-04564-3.