Prefektur Iwate

prefektur di Jepang

Prefektur Iwate (岩手県, Iwate-ken) adalah sebuah prefektur yang terletak di wilayah Tohoku, di bagian utara Pulau Honshu, Jepang.[1] Prefektur Iwate memiliki jumlah penduduk sebesar 1.165.886 jiwa (per 1 Juli 2023) dan merupakan prefektur terbesar kedua di jepang dengan luas wilayah sebesar 15.275,04 km² (5.897,73 mil²). Prefektur Iwate berbatasan dengan Prefektur Aomori di utara, Prefektur Akita di barat, dan Prefektur Miyagi di selatan.

Prefektur Iwate
岩手県
Transkripsi Jepang
 • Jepang岩手県
 • RomajiIwate-ken
Bendera Prefektur Iwate
Logo resmi Prefektur Iwate
Himne daerah: Iwate kenmin no uta
Lokasi Prefektur Iwate di Jepang
Lokasi Prefektur Iwate di Jepang
Koordinat: 39°42′13″N 141°09′10″E / 39.70361°N 141.15278°E / 39.70361; 141.15278
Negara Jepang
WilayahTōhoku
PulauHonshu
Ibu kotaMorioka
Kota terbesarMorioka
Subdivisi
Daftar
Pemerintahan
 • GubernurTakuya Tasso
Luas
 • Total15.275,04 km2 (5,897,73 sq mi)
PeringkatKe-2
Populasi
 (1 Juli 2023)
 • Total1,165,886
 • PeringkatKe-32
 • Kepadatan76,33/km2 (197,7/sq mi)
Zona waktuUTC+09:00 (JST)
Nomor telepon
019-651-3111
Kode ISO 3166JP-03
Alamat kantor prefektur10-1 Uchimaru, Morioka-shi, Iwate-ken
020-8570
Lambang 
 • PohonNanbu-akamatsu
 • BungaPrincess tree (Paulownia tomentosa)
 • BurungJapanese green pheasant (Phasianus versicolor)
 • IkanNanbu-sake (Oncorhynchus keta)
Situs webwww.pref.iwate.jp

Kota Morioka adalah ibu kota sekaligus kota terbesar di Prefektur Iwate, dengan kota-kota besar lainnya antara lain Ichinoseki, Ōshū, dan Hanamaki.[2] Prefektur Iwate terletak di wilayah pesisir Samudra Pasifik dan memiliki titik paling timur dari pulau Honshu yaitu di Tanjung Todo. Prefektur Iwate berbagi puncak tertinggi serta pegunungan terpanjang di Jepang yaitu Pegunungan Ōu, yang berada di perbatasan antara prefektur ini dengan Prefektur Akita.

Prefektur Iwate juga merupakan rumah bagi tempat-tempat terkenal seperti Kastil Morioka, kuil-kuil Buddha di Hiraizumi seperti Chūson-ji dan Mōtsū-ji, taman film Fujiwara no Sato dan taman hiburan di Ōshū, dan taman Tenshochi di Kitakami yang terkenal dengan pohon sakuranya yang besar serta tua. Prefektur Iwate memiliki kepadatan populasi terendah dari prefektur lainnya di luar kawasan Hokkaido dan sebesar 5% dari total area prefektur ini ditetapkan sebagai taman nasional.

Terdapat beberapa teori tentang asal-usul nama "Iwate", namun yang paling terkenal adalah mengenai kisah Oni no tegata, yang dikaitkan dengan Kuil Mitsuishi atau "Tiga Batu" di Morioka. Batu-batu ini dikatakan telah dibuang ke Morioka oleh letusan Gunung Iwate. Menurut legenda, pernah ada setan yang sering menyiksa dan melecehkan penduduk setempat. Ketika orang-orang berdoa kepada roh-roh Mitsuishi untuk perlindungan, iblis segera dibelenggu ke batu-batu tersebut dan dipaksa untuk membuat janji agar tidak pernah mengganggu orang lagi.[3] Sebagai bentuk sumpahnya, iblis membuat jejak tangan di salah satu batu, sehingga muncullah nama Iwate, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai "tangan batu". Bahkan sekarang setelah hujan turun dikatakan bahwa cetakan tangan iblis tersebut masih dapat dilihat di sana.

Sejarah

sunting

Hiingga Restorasi Meiji, wilayah Prefektur Iwate merupakan bagian dari Provinsi Mutsu.[4]

 
Orang-Orang Emishi

Prefektur Iwate dibentuk pada tahun 1876, setelah Perang Boshin, yang menjadi awal dimulainya Restorasi Meiji. Sementara seluruh pulau Honshu diklaim oleh pemerintah Jepang, atau Yamato, namun pasukan kekaisaran tidak dapat menduduki bagian apa pun yang akan menjadi Iwate hingga tahun 802 ketika dua pemimpin Emishi yang kuat , Aterui dan More, menyerah di Benteng Isawa.

Daerah yang sekarang dikenal sebagai Prefektur Iwate dahulu dihuni oleh orang-orang Zaman Jomon yang banyak meninggalkan artefak mereka di seluruh bagian prefektur ini. Sebagai contoh, sejumlah besar lubang penguburan dari Periode Jōmon Tengah (2.800–1.900 SM) banyak ditemukan di Nishida. Berbagai situs dari Zaman Jōmon Akhir (1.900–1.300 SM) termasuk Tateishi, Makumae, dan Hatten yang berisi patung-patung tanah liat, topeng dan artefak tanah liat berbentuk telinga dan hidung. Situs Kunenbashi di Kota Kitakami ditemukan pedang batu, tablet, dan alat-alat serta patung-patung tanah liat, anting-anting, dan tembikar dari Zaman Jōmon Akhir (1.300–300 SM).

Disebutkan awal kehadiran Jepang dimulai sekitar 630 ketika Kuil Hakusan dikatakan telah dibangun di Gunung Kanzan di tempat yang sekarang Hiraizumi. Pada saat itu berbagai pedagang, pemburu, petualang, pendeta, dan penjahat Jepang datang ke Iwate. Pada tahun 712 provinsi Mutsu, yang berisi semua Tohoku, dibagi menjadi 2 provinsi yaitu Provinsi Dewa, wilayahnya berada di barat Pegunungan Ou dan Provinsi Mutsu. Pada tahun 729 Kuil Kokuseki-ji didirikan di tempat yang sekarang dikenal sebagai Mizusawa Ward, Kota Oshu yang didirikan oleh imam-imam Gyōki.

Tidak banyak yang diketahui tentang hubungan antara perbatasan-perbatasan Jepang ini dengan penduduk asli Emishi, hingga pada tahun 776 hubungan tersebut memburuk ketika pasukan besar tentara Yamato menyerbu Iwate menyerang suku Isawa dan Shiwa pada bulan Februari dan November tahun itu. Namun pertempuran lebih banyak terjadi pada tahun-tahun berikutnya dan kebanyakan terjadi di Dewa dan daerah selatan Prefektur Iwate saat ini. Situasi ini berlanjut hingga Maret 787 ketika tentara Yamato menderita kekalahan besar dalam Pertempuran Desa Sufuse di tempat yang sekarang disebut Bangsal Mizusawa, di Kota Oshu. Di sana para pemimpin Emishi dan Aterui memimpin pasukan kavaleri besar menjebak infanteri Yamato dan mendorong mereka ke Sungai Kitakami di mana baju besi berat mereka terbukti mematikan. Lebih dari 1.000 tentara tenggelam hari itu. Jenderal Jepang Ki no Asami Kosami ditegur oleh Kaisar Kanmu ketika dia kembali ke Kyoto.

Karena Jepang tidak bisa menang di medan perang, mereka menggunakan cara lain untuk menaklukkan Emishi. Jepang menggunakan jalur perdagangan, mereka menawarkan barang-barang besi berkualitas tinggi dan sake sehingga hal itu membuat Emishi bergantung pada Jepang untuk barang-barang berharga tersebut. Banyak suap ditawarkan kepada para pemimpin Emishi dalam bentuk diplomasi. Akhirnya kampanye membakar tanaman dan menculik wanita dan anak-anak Emishi dan memindahkan mereka ke Jepang Barat diadopsi. Sehingga banyak prajurit gagah menyerah untuk bergabung dengan keluarganya lagi.

Pada 801, Sakanoue no Tamuramaro memulai kampanye baru untuk melawan Isawa Emishi. Akhirnya pada tanggal 15 April 802 para pemimpin Emishi More dan Aterui menyerah dengan sekitar 500 prajurit. Para tawanan dibawa ke Kyoto untuk berbicara dengan kaisar dan dipenggal di Moriyama di Provinsi Kawachi karena melawan kehendak Jenderal Sakanoue. Tindakan kekejaman ini membuat marah Emishi yang menyebabkan pertempuran selama dua puluh tahun atau bahkan lebih.

Pada tahun 802, Benteng Isawa dibangun di tempat yang sekarang disebut Mizusawa Ward, Kota Oshu, pada tahun 803, Benteng Shiwa dibangun di tempat yang sekarang disebut Kota Morioka, dan pada tahun 812 Benteng Tokutan dibangun juga di Morioka.

Di akhir era Heian, kota Hiraizumi yang sekarang menjadi Iwate selatan menjadi ibu kota Fujiwara Utara. Prajurit Minamoto no Yoshitsune banyak melarikan diri ke tempat ini setelah Perang Genpei.[5]

Geografi

sunting
 
Peta Prefektur Iwate
     Kota      Kota Kecil      Desa

Iwate menghadap Samudra Pasifik ke timur dengan tebing-tebing terjal berbatu di sebagian besar garis pantai serta pantai berpasir. Di perbatasan dengan Prefektur Akita di barat umumnya dibentuk oleh Pegunungan Ōu. Berbatasan dengan Prefektur Aomori di utara dan Prefektur Miyagi di selatan.

Gunung-gunung di pegunungan Ōu di barat masih terdapat gunung berapi aktif seperti Gunung Iwate (2.038 meter titik tertinggi di prefektur) dan Gunung Kurikoma (1.627 meter). Tetapi Pegunungan Kitakami yang membentang di tengah-tengah prefektur dari utara ke selatan jauh lebih tua dan sudah tidak aktif selama ribuan tahun. Gunung Hayachine (1.917 meter) terletak di tengah pegunungan Kitakami.

Selain dua pegunungan ini dan garis pantai yang terjal, prefektur ini juga memiliki Sungai Kitakami yang mengalir dari utara ke selatan di antara pegunungan Ōu dan pegunungan Kitakami. Sungai ini adalah sungai terpanjang keempat di Jepang dan terpanjang di Tōhoku.

Di masa lalu Iwate terkenal dengan kekayaan mineralnya terutama dalam bentuk emas, besi, batu bara, dan belerang tetapi saat ini tidak lagi diproduksi. Masih banyak sumber air panas untuk onsen, atau mata air panas, yang merupakan basis industri yang berkembang saat ini. Hutan prefektur adalah sumber daya berharga lainnya.

Pada tanggal 31 Maret 2019, 5% dari total luas wilayah prefektur ini ditetapkan sebagai Taman Nasional, yaitu seperti Taman Nasional Towada-Hachimantai dan Sanriku Fukkō, Taman Nasional Kuasi Kurikoma dan Hayachine, dan Taman Nasional Prefektural Goyōzan, Hanamaki Onsenkyō, Kuji-Hiraniwa, Murone Kogen, Oritsume Basenkyō, Sotoyama-Hayasaka Heights, dan Yuda Onsenkyō.[6][7]


Kota-kota

sunting

Terdapat 14 kota di Prefektur Iwate:

 
Pemandangan kota Morioka

Kota kecil dan desa

sunting

Di bawah ini merupakan kota kecil dan desa di Prefektur Iwate menurut distriknya:

Ekonomi

sunting
 
Lahan pertanian di kota Hanamaki

Industri di Prefektur Iwate berpusat di sekitar kota Morioka dan berpusat dalam industri manufaktur dan komunikasi.

Pada Maret 2011, prefektur ini memproduksi 3,9% daging sapi Jepang dan 14,4% ayam broiler.[8] Pada tahun 2009, 866 ton lumba-lumba dan paus dipanen di lepas pantai Iwate, dan menyumbang lebih dari setengah dari total tangkapan Jepang yaitu sebesar 1.404 ton.[9]

Demografi

sunting

Populasi Iwate saat ini berdasarkan sensus pada tanggal 1 Oktober 2015 adalah sebesar 1.314.076 jiwa yang terdiri dari 627.232 pria dan 686.844 wanita.

Catatan sensus paling awal berasal dari tahun 1907 ketika populasi Iwate saat itu telah mencapai 770.406 jiwa dengan 389.490 pria dan 380.916 wanita. Saat itu juga satu-satunya sensus yang mencatat lebih banyak laki-laki daripada perempuan.

Pada tahun 1935, populasi Iwate melampaui satu juta yaitu mencapai 1.095.793 jiwa.

Pada tahun 1985, populasi prefektur iwate mencapai titik tertinggi sepanjang masa yaitu tercatat sebesar 1.433.611 jiwa.

Sensus pada tahun 1950 menunjukan kelahiran terbanyak di prefektur ini di mana terdapat 45.968 bayi dilahirkan di prefektur ini. Sejak saat itu telah terjadi penurunan yang hampir stabil menjadi 10.344 kelahiran pada 2007. Jumlah kematian terbesar dilaporkan pada 1945 dengan total 32.614 kematian. Jumlah kematian menurun terus hingga 1980 ketika kematian paling sedikit tercatat, yaitu 9.892 jiwa. Sejak itu jumlah kematian meningkat secara bertahap menjadi 14.774 pada tahun 2007.

Berkat perbaikan dalam pengobatan, jumlah bayi yang meninggal saat lahir telah menurun dari 4.246 pada tahun 1950 menjadi hanya 332 pada tahun 2007.

Jumlah perkawinan di prefektur ini juga telah menurun dari titik tertinggi 13.055 pada tahun 1950 dan titik terendah sepanjang masa di titik 6.354 pada tahun 2007.

Bencana alam

sunting
 
Sebuah perahu hanyut hingga ke darat di Rikuzentakata setelah terjadinya Gempa bumi dan tsunami Tōhoku 2011

Pada 13 Juli 869, gempa dan tsunami berkekuatan 8,6 skala richter melanda pantai Iwate.

Pada 14 November 1230, terjadi aktivitas gunung berapi.

Pada 2 Desember 1611, gempa bumi dan tsunami berkekuatan 8,1 skala richter dilaporkan telah menewaskan lebih dari 3.000 kuda dan manusia.

Pada tahun 1662, Morioka dan daerah sekitarnya dilanda banjir bandang menewaskan 1.000 orang.

Aktivitas vulkanik di gunung iwate dilaporkan tercatat pada tanggal 23 Maret 1686 dan 14 April 1687.

Pada 1700, tsunami dari gempa Cascadia 1700 melanda Prefektur Iwate.

Pada tanggal 13 Mei 1717, daerah Hanamaki terdampak gempa bumi berkekuatan 7,6 skala richter. Sehingga menyebabkan kerusakan yang besar di rumah-rumah dan pertokoan.

Di Nanbu-han saja, 49.594 orang mati kelaparan karena kelaparan yang terjadi pada tahun 1755.

Kelaparan parah berlanjut dari 1783 hingga 1787 dan dari 1832 hingga 1838.

Wabah kolera terjadi pada Agustus 1879, di Miyako dan Kuji.

Pada Juli 1882, wabah kolera di Kamaishi menewaskan 302 orang dan peringatan tentang wabah di air minum dipasang di seluruh prefektur.

Pada April 1884, terjadi wabah kolera di Kamaishi.

Pada bulan September 1886, wabah kolera terjadi di seluruh Iwate dan menewaskan 312 orang.

Pada 15 Juni 1896, jam 7:32 pagi, gempa berkekuatan 8,5 skala richter melanda lepas pantai. Tsunami berikutnya mengirimkan gelombang ke pantai Iwate di Yoshihama, di tempat yang sekarang menjadi kota Sanriku, ketinggiannya mencapai 24 meter. Menyebabkan 18.158 orang meninggal di Iwate sementara sekitar 10.000 rumah hancur. Nelayan yang memancing di laut sekitar 20 mil lepas pantai tidak merasakan apa-apa, hingga mereka kembali ke rumah keesokan paginya menemukan pantai penuh dengan rumah mereka dan tubuh orang-orang yang mereka cintai.

Pada bulan September 1899, disentri menyebar ke seluruh prefektur sehingga menewaskan 2.070 orang.

Kegagalan panen meluas karena badai hebat yang terjadi pada bulan September 1902. Hanya 32.900 ton beras yang dapat diproduksi di Iwate, atau hanya 30% dari panen tahun sebelumnya.

Pada tahun 1905, sekali lagi terjadi gagal panen besar-besaran karena hujan lebat dan dingin yang menyebabkan kelaparan pada tahun 1906. Orang-orang terpaksa makan jerami, biji dan akar.

Pada tahun 1919, sebuah letusan kecil terjadi di Nishi-Iwate.[10]

Pada 3 Maret 1933, gempa bumi berkekuatan 8,1 skala richter melanda lepas pantai sehingga menewaskan 3.008 orang dan menghancurkan 7.479 rumah. Gempa dan tsunami ini adalah gempa terburuk kelima di Jepang sejak 1923.

Ledakan kecil mengguncang gunung Iwate sepanjang 1934 dan 1935.

Pada Agustus 1957, aktivitas gunung berapi gunung Kurikoma tercatat.

Aktivitas vulkanik gunung Akita-Komagatake dari September hingga Desember 1970 dengan aliran lava terlihat dari Morioka.

Pada tahun 2003, gempa bumi terjadi pada tanggal 26 Mei (7.0SR di lepas pantai Kesennuma, Prefektur Miyagi), 25 Juli (5.5SR, 6.2SR dan 5.3SR di Iwate selatan) dan 26 September (8.3SR di Hokkaido tetapi sangat kuat dirasakan di Iwate).

Pada pukul 8:43 pada tanggal 14 Juni 2008, Iwate dilanda gempa berkekuatan 7,2 skala Richter. Pusat gempa berada sekitar 8 km di bawah tanah di Kota Ichinoseki. Tiga belas orang dilaporkan tewas dan pergeseran tanah besar-besaran terjadi di Miyagi Utara dan Iwate Selatan.

Pada hari Jumat, 11 Maret 2011, gempa bumi berkekuatan 9,0 skala richter melanda daerah ini, memicu tsunami besar dan kerusakan parah. Aliran air tertinggi diukur pada ketinggian lebih dari 38 meter.[11] Bencana ini menghancurkan 9.672 kapal penangkap ikan, merusak 108 dari 111 pelabuhan, memusnahkan hampir semua pusat pengolahan ikan, dan menyebabkan kerusakan sekitar ¥ 371,5 miliar pada industri perikanan prefektur ini.[12]

Transportasi

sunting

Kereta

sunting
 
Stasiun Morioka

thumb|Jalan Raya Nasional Jepang Rute 46

 
Bandar Udara Hanamaki
 
Pelabuhan Ofunato

Jalur kereta api di Iwate dilayani oleh East Japan Railway Company (JR East) yang mengoperasikan dua jalur kereta cepat shinkansen dan tujuh jalur kereta lokal. Tōhoku Shinkansen memiliki stasiun di Ichinoseki, Oshu, Kitakami, Hanamaki, Morioka, Iwate Town, dan Ninohe. Akita Shinkansen dimulai dari Stasiun Morioka dan terhubung hingga ke Prefektur Akita.

JR East mengoperasikan kereta penumpang dan kereta barang di Jalur Utama Tōhoku atau Tōhoku-honsen di Iwate tetapi lintasan utara Morioka dijual ke Iwate Galaxy Railway Line pada tahun 2002.

Jalur lokal meliputi Jalur Ofunato, Jalur Kitakami, Jalur Kamaishi, Jalur Tazawako, Jalur Yamada, dan Jalur Hanawa. Jalur lainnya seperti Kereta Api Sanriku yang mengoperasikan dua jalur di sepanjang pantai, Jalur Rias Utara dan Jalur Rias Selatan.

Jalan bebas hambatan: Jalan Tol Akita, Jalur Tol Hachinohe, Jalur Tol Hachinohe-Kuji, Jalur Tol Kamaishi, Jalur Tol Sanriku, Jalur Tol Tōhoku

Jalan Raya Nasional: Rute 4, Rute 45, Rute 46, Rute 106 , Rute 107, Rute 281, Rute 282, Rute 283, Rute 284, Rute 340, Rute 342, Rute 343, Rute 346, Rute 395, Rute 396, Rute 397, Rute 455, Rute 456, Rute 457.

  • Pelabuhan Ofunato
  • Pelabuhan Kamaishi
  • Pelabuhan Miyako

Objek wisata

sunting
  • Chūson-ji
  • Mōtsū-ji
  • Muryōkō-ji
  • Takadachi-gikei-do
  • Taman Iwate
  • Museum Seni Morioka Hashimoto
  • Gua Ryūsen
  • Museum Kota Tōno

Pokémon Geodude diumumkan sebagai duta pariwisata untuk Prefektur Iwate.[13] Karakter yang dipilih adalah Pokémon tipe rock/batu, karena rock/batu dalam bahasa Jepang, adalah Iwa (岩 Iwa).

Referensi

sunting
  1. ^ Frédéric, "Tōhoku" in Japan Encyclopedia, hlm. 970, pada Google Books, p. 970.
  2. ^ Frédéric, "Morioka" in Japan Encyclopedia, hlm. 661, pada Google Books, p. 661.
  3. ^ "【民話・昔話】鬼の手形". Bunka.pref.iwate.jp. Diakses tanggal 7 June 2013. 
  4. ^ Frédéric, "Provinces and prefectures" in Japan Encyclopedia, hlm. 780, pada Google Books, p. 780.
  5. ^ "言い伝えられた平泉". Iwate Prefectural Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 October 2013. Diakses tanggal 7 June 2013. 
  6. ^ 自然公園都道府県別面積総括 [General overview of area figures for Natural Parks by prefecture] (PDF) (dalam bahasa Japanese). Ministry of the Environment. 31 March 2019. Diakses tanggal 17 August 2019. 
  7. ^ 自然公園の種類 [Types of Natural Parks] (dalam bahasa Japanese). Iwate Prefecture. Diakses tanggal 17 August 2019. 
  8. ^ Schreiber, Mark, "Japan's food crisis goes beyond recent panic buying", The Japan Times, 17 April 2011, p. 9.
  9. ^ Kyodo News, "Sea Shepherd's return to Iwate town enrages local fishermen", The Japan Times, 26 May 2011, p. 2.
  10. ^ "27. Iwatesan" (PDF). Japan Meteorological Agency. 
  11. ^ "38-meter-high tsunami triggered by March 11 quake: survey". Kyodo News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2011. Diakses tanggal 7 June 2013. 
  12. ^ Fukada, Takahiro (21 September 2011). "Iwate fisheries continue struggle to recover". The Japan Times. hlm. 3. 
  13. ^ Dennison, Kara. "Iwate Prefecture Adopts Geodude as Its Official Pokémon". Crunchyroll (dalam bahasa Portugis). Diakses tanggal 31 May 2019. 

Pranala luar

sunting